Demi Lovato adalah contoh idola yang sempurna justru karena penyanyi
muda ini memiliki ketidaksempurnaan. Sebagai manusia, ia pernah jatuh
bangun menjalani hidup, merintis karier dari bawah, terjebak narkoba,
lalu masuk panti rehabilitasi tetapi kemudian bangkit lagi menjadi
manusia "baru".
Kepribadiannya yang kuat membuat Lovato mampu bangkit. Ia kini tidak
sekadar menjadi penyanyi, tetapi juga aktif menyuarakan dan membela
hak-hak manusia yang terpinggirkan. Sebagai manusia, Lovato tidaklah
sempurna. Namun, di tengah ketidaksempurnaannya itu ia mampu berbuat
untuk kemanusiaan.
"Saya tidak akan membiarkan masa lalu mengendalikan saya," kata Lovato.
Masa lalu adalah buku pelajaran bagi Lovato untuk memperbaiki diri.
Lovato memiliki seorang sahabat, yang juga motivator dalam hidupnya,
yakni Spencer West. West adalah pria tunadaksa yang hanya bisa duduk di
kursi roda. Lovato membawa West ke mana pun ia pergi, termasuk ke negara
di Afrika timur untuk merayakan ulang tahun ke-21. Di negara itu,
Lovato dan West membantu perempuan dan anak-anak Afrika yang hidupnya
terabaikan.
"Saya membawa West untuk menunjukkan kepada Lovatics (penggemar Lovato) seperti apa sosok pahlawan sesungguhnya," kata Lovato.
Dari
kondisi yang pernah dialaminya, Lovato sangat paham, untuk merasakan
diri menjadi lebih baik dibutuhkan usaha berkelanjutan.
Ia merasa terselamatkan oleh musik yang kini menjadi karier dalam
hidupnya. Musik membuat penyanyi yang laris dengan lagu "Here We Go
Again", "Don't Forget", dan "Remember December" ini tetap berpikir
positif. Kebangkitan justru terjadi ketika ia mengakui bahwa dirinya
sedang bermasalah. Tidak ada lagi penolakan dan sejak itu ia menjadi
lebih bisa mengendalikan diri.
No comments:
Post a Comment